Lokakarya Kepenarian IDF Akademi
Tanggal 1-7 mei 2016 di
Hutan Kaldera Bogor
Sepanjang sejarah Indonesian Dance Festival berdiri, saya sebagai pelaku seni khususnya tari, tidak pernah ketinggalan untuk menyaksikan program-program seni pertunjukan yang disuguhkan oleh Indonesian Dance Festival.
Sepanjang sejarah Indonesian Dance Festival berdiri, saya sebagai pelaku seni khususnya tari, tidak pernah ketinggalan untuk menyaksikan program-program seni pertunjukan yang disuguhkan oleh Indonesian Dance Festival.
Dari sekian banyak pertunjukan, tidak sedikit pula seniman-seniman Indonesia khususnya tari,
semakin dikenal oleh masyarakat Indonesia secara luas, dan bahkan melalui
program-program pertunjukan yang diikuti oleh seniman terkait sangat membuka
peluang bagi mereka untuk bisa tampil di ajang festival tari dunia di berbagai
negara lain.
Dampak semua itu tentu semakin mengakat citra budaya Indonesia di antara seni budaya negara lain melalui karya-karya kreatif seniman terpilih yang pernah menampilkan karya-karya tari mereka di Indonesian Dance Festival.
Dampak semua itu tentu semakin mengakat citra budaya Indonesia di antara seni budaya negara lain melalui karya-karya kreatif seniman terpilih yang pernah menampilkan karya-karya tari mereka di Indonesian Dance Festival.
Sangat
jelas terlihat upaya para pendiri dan penyelenggara Indonesian Dance Festival melakukan
berbagai inovasi untuk dapat mencapai
hasil yang lebih baik pada setiap kali penyelenggaraan. Upaya itu dibuktikan
kembali pada tahun 2016 sebelum ajang festival berlangsung dengan menggelar
Lokakarya Kepenarian di Hutan Kaldera Bogor, tanggal 1 sd 7 mei 2016. Pemateri berasal
dari Taiwan, Malaysia dan Indonesia.
Program
Lokakarya Kepenarian 2016 ini sangat memiliki nilai positif yang dapat
menjangkau berbagai hal, seperti menumbuh kembangkan nilai-nilai kreatif kepada
seorang penari, melalui berbagai metode yang disuguhkan oleh semua pemateri,
serta pemilihan lokasi Lokakarya yang tepat seperti Hutan Kaldera Bogor, membuat lokakarya semakin menarik.
Lokasi
hutan Kaldera Bogor rasanya seperti menyeret semua peserta dan pemateri untuk
mengolah rasa, mengolah raga, membongkar semua kemampuan dalam mencapai penguasaan diri.
Pemateri Suprapto Suryodarmo, Benny Krisnawardi (Indonesia), Su Wen-Chi (Taiwan) dan Ramli Ibrahim (Malaysia), seperti bersinergi dengan semua fasilitas tempat berlangsungnya lokakarya.
Fasilitas yang ada seperti bangunan-bangunan rumah, pojok-pojok ruang, hutan, pepohonan rindang serta sungai yang berada di lokasi lokakarya menyatu ke dalam imaji-imaji, melahirkan interprestasi berbeda dari pemateri maupun setiap peserta.
Pemateri Suprapto Suryodarmo, Benny Krisnawardi (Indonesia), Su Wen-Chi (Taiwan) dan Ramli Ibrahim (Malaysia), seperti bersinergi dengan semua fasilitas tempat berlangsungnya lokakarya.
Fasilitas yang ada seperti bangunan-bangunan rumah, pojok-pojok ruang, hutan, pepohonan rindang serta sungai yang berada di lokasi lokakarya menyatu ke dalam imaji-imaji, melahirkan interprestasi berbeda dari pemateri maupun setiap peserta.
Pemateri
Suprapto Suryodarmo yang dikenal dengan panggilan Mbah Prapto, menyuguhkan metode
eksplorasi gerak tubuh dan alam. Metode
itu dipaparkan melalui pendekatan
kejiwaan penuh kesabaran. Intonasi dan pola bahasa yang halus serta memiliki bahasa-bahasa
kiasan, mengajak semua peserta untuk tidak hilang fokus, nyaris selalu ber-imajinasi agar lebih masuk ke dalam pokok
bahasan Mbah Prapto.
Hampir
di setiap materi yang dipaparkan, Mbah Prapto langsung melibatkan diri, membaur
dengan peserta untuk sama-sama merasakan, menghayati serta merespon media yang
digunakan.
Eksplorasi air contohnya, dilakukan di tengah arus sungai yang ada di belakang areal Hutan Kaldera. Keseriusan dan konsentrasi Mbah Prapto seakan tidak mempedulikan air yang telah membasahi seluruh tubuhnya. Bunyi arus air sungai yang tidak terlalu deras, terasa semakin memperkaya bunyi-bunyi suasana alam menjadi semakin kuat.
Semua perserta berada pada posisi yang berbeda satu sama lain, tak satupun di antara mereka diam tanpa aktifitas, semua larut dalam imajinasi di tengah arus air sungai, mengindikasikan bahwa metode eksplorasi alam di areal sungai itu sangat penting dilakukan.
Di sisi lain, Mbah Prapto seperti menguji kemampuan semua peserta untuk melakukan eksplorasi ruang di tengah halaman kosong, berguling, merambat di atas tanah tanpa ada rasa canggung untuk melakukan berbagai eksplorasi gerak tubuh.
Air sungai yang masih tersisa di tubuh Mbah Prapto dan peserta, membuat tanah mudah melekat di tubuh mereka, apalagi usai melakukan gerak berguling.
Ketika Mbah Prapto dan peserta terus melahirkan berbagai disain gerak dengan butiran-butiran tanah yang masih melekat di tubuh mereka, seketika imajinasi kita terperanjat, melayang pada banyak persoalan tentang misteri bahasa gerak tubuh, yang memiliki ruang dimensi tanpa batas, berbicara tanpa suara akan tetapi menyentuh perasaan kita.
Eksplorasi air contohnya, dilakukan di tengah arus sungai yang ada di belakang areal Hutan Kaldera. Keseriusan dan konsentrasi Mbah Prapto seakan tidak mempedulikan air yang telah membasahi seluruh tubuhnya. Bunyi arus air sungai yang tidak terlalu deras, terasa semakin memperkaya bunyi-bunyi suasana alam menjadi semakin kuat.
Semua perserta berada pada posisi yang berbeda satu sama lain, tak satupun di antara mereka diam tanpa aktifitas, semua larut dalam imajinasi di tengah arus air sungai, mengindikasikan bahwa metode eksplorasi alam di areal sungai itu sangat penting dilakukan.
Di sisi lain, Mbah Prapto seperti menguji kemampuan semua peserta untuk melakukan eksplorasi ruang di tengah halaman kosong, berguling, merambat di atas tanah tanpa ada rasa canggung untuk melakukan berbagai eksplorasi gerak tubuh.
Air sungai yang masih tersisa di tubuh Mbah Prapto dan peserta, membuat tanah mudah melekat di tubuh mereka, apalagi usai melakukan gerak berguling.
Ketika Mbah Prapto dan peserta terus melahirkan berbagai disain gerak dengan butiran-butiran tanah yang masih melekat di tubuh mereka, seketika imajinasi kita terperanjat, melayang pada banyak persoalan tentang misteri bahasa gerak tubuh, yang memiliki ruang dimensi tanpa batas, berbicara tanpa suara akan tetapi menyentuh perasaan kita.
Alam
dan tubuh manusia, sangat saling bisa
berdialog, layaknya kehidupan manusia pada umumnya. “berbicaralah kepada
mereka, sampaikan apa yang anda rasakan kepada mereka” begitu salah satu kalimat
yang dilontarkan Mbah Prapto saat peserta berhadapan dengan alam bebas.
“Alam dan tubuh manusia memiliki hubungan yang kuat, berteman, saling membutuhkan, memiliki garis imajiner dalam rasa kasih sayang di antara keduanya” ungkap Mbah Prapto.
“Alam dan tubuh manusia memiliki hubungan yang kuat, berteman, saling membutuhkan, memiliki garis imajiner dalam rasa kasih sayang di antara keduanya” ungkap Mbah Prapto.
Titik
fokus dan konsentrasi dalam membagi energi tubuh saat menari, menjadi pokok
bahasan Benny Krisnawardi dalam sesi gerak-gerak Gumarang Sakti dan proses di balik kerja
kreatif Gusmiati Suid (alm), seorang koreografer wanita asal Batusangkar
Sumatera Barat yang berhasil mengangkat
filosofi gerak-gerak silat tradisi Minangkabau ke dalam karya-karya koreografinya.
Kelompok
tari Gumarang Sakti berdiri sejak tahun 1980 di Batusangkar Sumatera Barat. Sejak
berdirinya kelompok tari ini, hampir seluruh karya-karya yang dihasilkan
berlatar belakang kepada filosofi dan gerak-gerak silat tradisi Minangkabau.
Aliran silat yang sering menjadi pijakan baik secara filosofi dan gerak-gerak adalah aliran silat Kumango, silat Lintau, silat Harimau, silat Ulu Ambek dan lain-lain.
Silat sudah menjadi keharusan untuk dipelajari oleh semua penari sebelum menarikan karya-karya tari di Gumarang Sakti. Dengan mempelajari silat, semua penari akan terlihat lebih tangguh, tangkas dan memiliki karakter yang kuat saat menari, sesuai dengan karakter karya Gumarang Sakti koreografer Gusmiati Suid (alm).
Aliran silat yang sering menjadi pijakan baik secara filosofi dan gerak-gerak adalah aliran silat Kumango, silat Lintau, silat Harimau, silat Ulu Ambek dan lain-lain.
Silat sudah menjadi keharusan untuk dipelajari oleh semua penari sebelum menarikan karya-karya tari di Gumarang Sakti. Dengan mempelajari silat, semua penari akan terlihat lebih tangguh, tangkas dan memiliki karakter yang kuat saat menari, sesuai dengan karakter karya Gumarang Sakti koreografer Gusmiati Suid (alm).
Gusmiati
Suid (alm) yang memiliki garis keturunan pendekar silat aliran Kumango, sangat
memahami seluk beluk gerak yang ada pada aliran silat tersebut, sehingga sangat
mudah bagi Gusmiati Suid (alm) mengarahkan anak-anak didiknya dalam melakukan gerak,
apalagi gerak yang berlatar belakang silat.
Ketajaman mata dan detil gerak penari dalam melakukan gerak sangat menjadi perhatiannya. Sehingga setiap proses karya membutuhkan waktu antara tiga sampai enam bulan bahkan lebih.
Ketajaman mata dan detil gerak penari dalam melakukan gerak sangat menjadi perhatiannya. Sehingga setiap proses karya membutuhkan waktu antara tiga sampai enam bulan bahkan lebih.
Kesiapan
penari baik fisik, mental dan penguasaan teknik secara baik, merupakan agenda
utama dalam setiap berkarya.
Gumarang Sakti yang dipimpin oleh Gusmiati Suid, memiliki konsep sendiri dan unik setiap proses karya, yaitu meng-agendakan pemusatan latihan selama berbulan-bulan di suatu tempat, dimana semua pendukung baik penari dan pemusik berada di areal yang sama untuk melakukan berbagai latihan, baik latihan fisik, mental, dan hal-hal lainnya untuk mencapai hasil yang maksimal dalam sebuah karya.
Pemusatan latihan ini telah menjadi tradisi di Gumarang Sakti setiap proses karya, sehingga sangat berpengaruh positif kepada teknik dan rasa kebersamaan dalam menghadirkan karya-karya tarinya di atas panggung.
Gumarang Sakti yang dipimpin oleh Gusmiati Suid, memiliki konsep sendiri dan unik setiap proses karya, yaitu meng-agendakan pemusatan latihan selama berbulan-bulan di suatu tempat, dimana semua pendukung baik penari dan pemusik berada di areal yang sama untuk melakukan berbagai latihan, baik latihan fisik, mental, dan hal-hal lainnya untuk mencapai hasil yang maksimal dalam sebuah karya.
Pemusatan latihan ini telah menjadi tradisi di Gumarang Sakti setiap proses karya, sehingga sangat berpengaruh positif kepada teknik dan rasa kebersamaan dalam menghadirkan karya-karya tarinya di atas panggung.
Benny Krisnawardi sebagai anggota Gumarang Sakti sejak tahun 1986, pada program lokakarya
Kepenarian IDF akademi 2016 ini, mendapat kesempatan untuk berbagi pengalaman
kepeda semua peserta terutama sistim Gumarang Sakti dalam menyiapkan seorang
penari baik secara teknik gerak, filosofi silat yang sering dipakai pada
karya-karya tari di Gumarang Sakti.
Materi
yang diajarkan seperti titik fokus mata dan konsentrasi dalam membagi energi
tubuh sewaktu bergerak. Latihan ini merupakan latihan dasar untuk semua penari sebelum melakukan gerak tari di Gumarang Sakti.
Bentuk
latihannya adalah melatih ketajaman mata, baik dengan fokus pandang lurus,
maupun fokus pandang menyamping dengan menggunakan sudut mata kiri maupun sudut
mata kanan.
Bentuk latihan ini dilakukan secara berulang agar bola mata memiliki ketajaman dalam bergerak ke semua arah. Kecepatan bola mata bergerak akan mempunyai fokus yang baik saat mengarahkan pandangan ke suatu titik yang diinginkan.
Ketika titik fokus pandangan mata sudah dikuasai dengan baik, mata akan terlihat memiliki energi yang kuat (disebut tajam) sewaktu dalam bergerak, sehingga mata yang telah memiliki kontrol yang baik itu dapat berbicara sesuai yang diinginkan dalam setiap karya apapun.
Bentuk latihan ini dilakukan secara berulang agar bola mata memiliki ketajaman dalam bergerak ke semua arah. Kecepatan bola mata bergerak akan mempunyai fokus yang baik saat mengarahkan pandangan ke suatu titik yang diinginkan.
Ketika titik fokus pandangan mata sudah dikuasai dengan baik, mata akan terlihat memiliki energi yang kuat (disebut tajam) sewaktu dalam bergerak, sehingga mata yang telah memiliki kontrol yang baik itu dapat berbicara sesuai yang diinginkan dalam setiap karya apapun.
Bentuk
latihan lain yang diajarkan pada lokakarya kali ini adalah penguasaan energi tubuh saat bergerak. Hal ini
sangat penting diketahui oleh setiap penari, karena penguasaan energi tubuh, akan
melahirkan detil dan bentuk yang berkarakter.
Latihan
untuk bisa membagi energi tubuh saat bergerak ini dapat dilakukan dengan
berbagai cara, antara lain seperti merasakan getaran energi tubuh di telapak
tangan masing-masing, merasakan aliran energi di setiap anatomi yang
digerakkan, melakukan ragam gerak tari sambil menganalisa pembagian energi saat
melakukan ragam gerak.
Latihan-latihan ini membutuhkan kesabaran, keseriusan dan kegigihan bagi semua yang berlatih, karena latihan ini sangat berhubungan dengan anatomi tubuh, serta membutuhkan dorongan yang kuat dari daya konsentrasi yang berlatih.
Penguasaan energi tubuh saat bergerak adalah, penguasaan seluruh anatomi tubuh secara sadar atau terkendali dengan baik. Ketika titik fokus pandang mata dan penguasaan energi tubuh dapat dilakukan secara serentak atau ber-iringan, tubuh si penari akan terlihat tidak memilki beban apapun sewaktu menari, ekspresi tubuh penuh kewajaran, jujur dan memiliki karakter yang kuat.
Latihan-latihan ini membutuhkan kesabaran, keseriusan dan kegigihan bagi semua yang berlatih, karena latihan ini sangat berhubungan dengan anatomi tubuh, serta membutuhkan dorongan yang kuat dari daya konsentrasi yang berlatih.
Penguasaan energi tubuh saat bergerak adalah, penguasaan seluruh anatomi tubuh secara sadar atau terkendali dengan baik. Ketika titik fokus pandang mata dan penguasaan energi tubuh dapat dilakukan secara serentak atau ber-iringan, tubuh si penari akan terlihat tidak memilki beban apapun sewaktu menari, ekspresi tubuh penuh kewajaran, jujur dan memiliki karakter yang kuat.
Kalau
kita lihat dua pemateri dari Su Wen-Chi (Taiwan) dan Ramli Ibrahim (Malaysia),
memiliki pendekatan berbeda dalam memepersiapkan penari dalam melakukan gerak
tari, akan tetapi memiliki tujuan yang sama dalam ruang lingkup pencapaian
ekspresi yang baik saat menari.
Su
Wen-Chi (Taiwan), yang terkenal dengan kepiawaian teknik menari pada
karya-karya tari kontermporer, membagi pengalamannya kepada semua peserta.
Pencapaian secara bentuk teknik menari dan metode pembebasan diri dalam melakukan eksplorasi melahirkan bentuk dalam suatu karya, menjadi materi yang dapat memancing peserta melahirkan berbagai pertanyaan pada Su Wen-Chi.
Selain dari itu, pendekatan teknologi pencahayaan, juga disuguhkan kepada peserta. Kesungguhan serta kegigihan dalam menelusuri berbagai bentuk pada sebuah media atau tema yang sedang dikerjakan, menjadi hal yang sangat penting dilakukan oleh seorang penari atau koreografer.
Tubuh dan teknologi bagi Su Wen-Chi, seperti menjadi dua ruang eksplorasi yang sangat luas, tanpa batas, sejauh tubuh dan teknologi itu bisa di kuasai dengan baik.
Pencapaian secara bentuk teknik menari dan metode pembebasan diri dalam melakukan eksplorasi melahirkan bentuk dalam suatu karya, menjadi materi yang dapat memancing peserta melahirkan berbagai pertanyaan pada Su Wen-Chi.
Selain dari itu, pendekatan teknologi pencahayaan, juga disuguhkan kepada peserta. Kesungguhan serta kegigihan dalam menelusuri berbagai bentuk pada sebuah media atau tema yang sedang dikerjakan, menjadi hal yang sangat penting dilakukan oleh seorang penari atau koreografer.
Tubuh dan teknologi bagi Su Wen-Chi, seperti menjadi dua ruang eksplorasi yang sangat luas, tanpa batas, sejauh tubuh dan teknologi itu bisa di kuasai dengan baik.
Ramli
Ibrahim seorang Penari dan Koreografer senior asal Malaysia, memberikan
pemahaman bahwa sangat pentingnya sikap kejujuran dalam menyampaikan sebuah
ekspresi dalam menari.
Kewajaran dan penguasaan olah tubuh yang baik, saat memerankan berbagai ekspresi dalam menari menjadi hal pokok bagi seorang penari.
Selain dari itu, hal yang tidak kalah pentingnya harus diperhatikan oleh penari adalah, posisi dan penguasaan gerak tubuh secara detil. Dengan demikian, ekspresi yang dimainkan dapat berbicara dan pesan yang akan disampaikan bisa tercapai dengan baik.
Bagi Ramli Ibrahim, gerak menari yang dilakukan dengan baik dapat menjadi terapi kesehatan untuk memperlancar sirkulasi darah dalam tubuh.
Kewajaran dan penguasaan olah tubuh yang baik, saat memerankan berbagai ekspresi dalam menari menjadi hal pokok bagi seorang penari.
Selain dari itu, hal yang tidak kalah pentingnya harus diperhatikan oleh penari adalah, posisi dan penguasaan gerak tubuh secara detil. Dengan demikian, ekspresi yang dimainkan dapat berbicara dan pesan yang akan disampaikan bisa tercapai dengan baik.
Bagi Ramli Ibrahim, gerak menari yang dilakukan dengan baik dapat menjadi terapi kesehatan untuk memperlancar sirkulasi darah dalam tubuh.
Lokakarya
kepenarian IDF Akademi 2016 kali ini, sangat jelas menyatakan bahwa penguasaan
tubuh bagi seorang penari sangat penting. Pemahaman akan olah tubuh, rasa dan
adaptasi ruang untuk melahirkan berbagai ekspresi, membutuhkan kesiapan tubuh
penari secara baik.
Dengan diadakannya lokakarya kepenarian ini, membuktikan IDF Akademi sangat serius menyiapkan penari-penari berkwalitas untuk kemajuan dunia tari Indonesia.
Kita melihat begitu banyak lahir penari-penari muda berbakat Indonesia, akan tetapi tidak banyak yang memiliki karakter yang kuat, karena kurangnya pemahaman akan olah tubuh, olah rasa, secara baik sehingga tubuh penari tersebut tidak dapat berbicara dengan baik dalam bahasa ungkap tari yang sesungguhnya, akan tetapi mengandalkan keindahan gerak tubuh semata, melupakan kekuatan bahasa jiwa yang seharusnya menjadi satu keutuhan ekspresi dengan keindahan gerak tubuh yang tidak bisa dipisahkan.
Dengan diadakannya lokakarya kepenarian ini, membuktikan IDF Akademi sangat serius menyiapkan penari-penari berkwalitas untuk kemajuan dunia tari Indonesia.
Kita melihat begitu banyak lahir penari-penari muda berbakat Indonesia, akan tetapi tidak banyak yang memiliki karakter yang kuat, karena kurangnya pemahaman akan olah tubuh, olah rasa, secara baik sehingga tubuh penari tersebut tidak dapat berbicara dengan baik dalam bahasa ungkap tari yang sesungguhnya, akan tetapi mengandalkan keindahan gerak tubuh semata, melupakan kekuatan bahasa jiwa yang seharusnya menjadi satu keutuhan ekspresi dengan keindahan gerak tubuh yang tidak bisa dipisahkan.
Mengadakan
program-program Lokakarya seperti ini tentu tidak mudah, akan tetapi harus selalu diadakan, karena berdampak
positif pada dunia tari Indonesia di masa yang akan datang, yang semakin hari semakin
mendapat tantangan besar dari berbagai aliran tari bangsa lain.
Sukses
buat IDF Akademi 2016....
Penulis :
Penulis :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar