Laman

Laman

Sabtu, 21 Februari 2015

Manari Art Centre - Pertunjukan tari “ Onak Samudera “

Karya  Tari  “ Onak Samudera “
Tampil di Esplanade  Singapore


Koreografer : 
Tom Ibnur, Som Said, On Jaafar


Onak kalau dalam bahasa melayu artinya duri.  “Onak Samudera” berarti duri di lautan yang dijadikan judul karya tari kolaborasi tiga Koreografer Tom Ibnur (Indonesia), Som Said (Singapore), dan On Jaafar (Malaysia) yang dipentaskan pada tanggal 7/11/2014 di gedung pertunjukan Esplanade Singapore.
"Duri di lautan" merupakan simbol dari beratnya berbagai tantangan hidup yang dijalankan tiga koreografer ini selama meraka mengarungi dunia seni khususnya tari.
Perjalanan panjang yang diawali dari pengembaraan mereka, menuntut ilmu ke negeri perantauan jauh dari kampung halaman dan meninggalkan orang-orang yang mereka cintai, merasakan susah senangnya dengan berurai air mata sampai bentuk-bentuk penghargaan yang mereka terima, dipaparkan dalam karya tari “Onak Samudera” .
Rasa cinta akan dunia seni seakan mengalahkan semuanya. Cita-cita yang kuat untuk maju dan berkembang di dunia seni menjadikan mereka selalu tegar menghadapi cobaan demi cobaan, walau seperti  apapun rasanya “duri” yang menusuk tak pernah menyurutkan impian mereka untuk berjaya di dunia seni.
Tom Ibnur kelahiran Padang Sumatera Barat, semasa remaja tumbuh menjadi seorang anak laki-laki yang cerdas dan berprestasi,  baik di sekolah maupun kegiatan-kegiatan ektrakurikuler khususnya di bidang  seni.
Kecerdasan dan bakat yang dimilikinya di bidang seni, membuat Tom Ibnur  sering   dipercaya untuk mewakili sekolah dalam berbagai lomba tari dan baca puisi. Tapi sayang Bakat seni yang sangat diminati itu tidak mendapat dorongan yang baik dari orang tuanya. Sehingga kegiatan seni dilakukannya secara sembunyi-sembunyi. Tidak jarang Tom Ibnur mengendap-endap turun ke halaman rumah  melalui jendela kamar pada malam hari dengan mempergunakan kain panjang milik ibunya, agar bisa bergabung  bersama teman-teman sebayanya untuk belajar pencak silat.
Sebagai seorang anak laki-laki yang cerdas, Tom Ibnur sangat mencintai ibunya. Maka untuk menyenangkan persaan ibunya, Tom Ibnur menyelesaikan sekolah di bidang anilis kimia dan pernah  bekerja di PT.Semen Padang, walaupun jiwa dan perasaannya masih berkeinginan besar untuk meniti karir di dunia seni. Jiwa seni dalam diri Tom Ibnur makin hari semakin berkembang, akhirnya sampai suatu ketika ia terpaksa meninggalkan gelar doctor analisisnya dan masuk ke dunia seni secara total. 
Sebelum  berangkat ke Jakarta untuk berkarir di dunia seni, Tom Ibnur berpamitan pada ibunda tercinta. Berbagai perasaan muncul dalam fikirannya. Karena persoalan yang akan diungkapkan adalah persoalan yang tidak disenangi oleh ibunya. Untuk itu Tom Ibnur bersujut simpuh di hadapan ibunya, meminta izin dan menyatakan keinginannya untuk pergi merantau  berkarir seni ke kota Jakarta.
Adegan dramatik beruraikan air mata ini diceritakan dalam bentuk monolog oleh Shahril Wahid yang menghidupkan watak Tom Ibnur, watak Som Said dihidupkan oleh Marina, watak On Jaafar oleh Anwar Hadi Ramli.
Watak ketiga para koreografer dalam karya “Onak Samudera” ini dimunculkan pada beberapa bagian. Penggalan-penggalan cerita biografi tiga koreografer ini, diceritakan secara detail, beragam ekspresi yang dapat memancing emosi penonton.
Perpaduan cerita diselingi oleh adegan–adegan bahasa gerak pada koreografi tari tradisi Melayu, tradisi Minangkabau  serta tari kontemporer, menjadikan karya tari Onak Samudera memiliki makna tersendiri, sehingga gambaran masa lampau ke tiga koreografer yang berlainan negara ini dapat kita simak dan rasakan.
Karya Tari berdurasi lebih kurang satu setengah jam ini dibawakan oleh tiga puluh orang penari yang berasal dari  kelompok tari Langkan Budaya Taratak (Indonesia), Sri Warisan Som Said Performing Art (Singapore), dan Yayasan Warisan Johor (Malaysia). Music director dikerjakan oleh Zubir Abdullah, Scripwriter Marina, Set Designer M.Hanafi Bin Abdul Wahab dan lighting designer oleh Azhari Bin Abdul Rashid.
Gedung pertunjukan utama Esplanade Singapore pada malam itu di penuhi oleh penonton yang ingin menyaksikan karya tari “Onak Samudera”, sebuah karya kolaborasi seniman tiga Negara yang jarang  terjadi. 
Rasanya karya tari ini memberi apresiasi positif bagi kita yang menonton, baik dari segi koregrafi, tataan panggung, lighting, thema karya, visualisasi teater, yang belakang diketahui bahwa hampir semua tim kreatif  yang mengerjakannya memiliki garis keturunan keluarga dari  bangsa Indonesia.
Sukses buat “Onak Samudera”

Singapore 8/11/2014
Benny Krisnawardi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar