Sejak adanya Moli di rumah, Re terlihat sangat senang. Karena kebetulan sudah lama Re ingin memiliki seekor kucing.
Hari pertama Moli terlihat sangat kotor. Moli kami mandikan sampai bersih dengan menggunakan handuk basah. Setelah dimandikan, kami sangat gembira melihat bulunya Moli sangat bagus, sedikit panjang dan memilki tiga warna, putih, kuning dan hitam.
Seiring waktu berjalan, beberapa persoalan dalam merawat Moli mulai kami temukan. Maklum Moli masih tergolong kucing yang masih bayi, jadi untuk merawatnya agak sedikit susah.
Sebetulnya Moli adalah kucing kedua, karena sebelumnya Re juga pernah memungut kucing di jalanan, dengan usia yang tidak jauh berbeda dengan usia Moli.
Saat itu Re memberi nama Zen. Akan tetapi setelah beberapa hari di rumah, Zen menghilang dari rumah dan tidak kita temukan lagi. Saat itu Re terlihat sangat kecewa. Tapi bersyukur rasa kecewa Re tidak terlalu berlama-lama.
Untuk memberi makan dan merawat Moli, kami sangat berhati-hati. Akan tetapi apa boleh buat, pengalaman kami ternyata belum cukup untuk merawat atau memberi makanannya dengan baik.
Hari ketiga Moli mulai tidak mau makan. Kami tidak tau penyebabnya apa. Berbagai cara kami coba agar Moli mau makan. Seperti memberi ikan, ayam dan susu. Akan tetapi Moli tetap tidak mau makan. Makanan yang kami berikan, hanya disentuh sedikit saja, kemudian ia tinggalkan dan tidak disentuh lagi. Kami mulai khawatir, karena badan Moli terlihat kurus lagi.
Hari ke empat Moli terlihat semakin lemah, badannya juga terlihat semakin kurus. Melihat kondisi itu, atas saran dari seorang teman, kami berikan Moli makanan kuning telur dan air kelapa muda.
Pada hari ke lima dan hari ke enam, Moli sudah tidak bisa berjalan lagi, ia terlihat lemah dan sangat kurus. Kami sangat khawatir dengan kondisi Moli seperti itu. Segala upaya kami lakukan, seperti menyuapi susu, telur, dan air kelapa secara terus-menerus.
Ketika malam di hari ke enam, Moli tidak bisa bergerak lagi, tapi ia mengeluarkan suara dengan nada sangat miris, membuat kami sangat kasihan.
Sekali-kali tangan dan kakinya meronta seperti menahan rasa sakit. Kami selalu mendampingi Moli dan memberikan pertolongan sambil sekali-kali memijat badannya.
Kami terus memanggil-manggil namanya. Tapi saat itu Moli hanya bisa melihat dengan tatapan mata mulai kosong.
Tepat pukul 22.55 Wib. Moli kembali mengeluarkan suara panjang sambil membuka mulut, kami kaget dan sangat kasihan sekali, Moli terlihat sangat tersiksa. Sambil memandangi Moli, kami berharap yang terbaik untuk Moli.
Ternyata Tuhan memanggil Moli. Setelah jeritan panjang suara Moli dan muka terlihat berubah pucat, Moli diam tidak bergerak lagi.
Kami tidak percaya, kami coba untuk memanggil nama Moli berkali-kali. Moli diam tanpa reaksi. Kami raba denyut nadi Moli, ternyata sudah tidak ada lagi. Badan Moli pun terasa sangat dingin. Innalilahi wainna ilaihi rojiun.
Moli pergi dan meninggalkan kami tepat pukul 22.55 Wib. Hari Senin tanggal 31 Januari 2017. Dalam hati kami sangat berduka, menangis dan sangat menyesal, karena tidak bisa menolong Moli.
"Selamat Jalan Moli", semoga di sana kamu bisa bertemu ibumu lagi, dengan susu dan makanan yang cocok. Maafkan kami, kalau kamu selama seminggu berada di rumah kami, tidak bisa kami layani dengan baik. "Selamat Jalan Sayang".
Besok paginya, dengan dibalut handuk kecil berwarna pink dan kain merah panjang sisa alas tidur Moli, kami menguburkan Moli di samping rumah.
Istirahatlah dengan tenang Moli....
Kami sayang kamu....
Salam sayang dari kami :
Benny & Re
Tidak ada komentar:
Posting Komentar