Minggu, 12 Maret 2017

Tujuh Tahapan Mencapai Silat Kumango Sesungguhnya



Tujuh Tahapan Mencapai
Silat Kumango Sesungguhnya


Silat Kumango adalah salah satu aliran silat tertua yang ada di Minangkabau. Berasal dari  desa Kumango Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat.

Diciptakan oleh seorang ulama besar agama Islam yang bernama, Syech Abdurrachman Al Khalidi almarhum atau lebih dikenal dengan sebutan Syech Kumango.

Ibarat pepatah mengatakan "warih indak buliah hilang, pusako indak buliah suruik" (Warisan tidak boleh hilang, pusaka harus diturunkan)

"Pepatah tadi sangat tepat diaplikasikan dalam upaya melestarikan seni budaya tradisi yang kita miliki, seperti silat" begitu kata Zamratul Fuadi, seorang praktisi silat Kumango asal Parak Jua Batusangkar.

Zamratul Fuadi mempelajari silat Kumango dari keponakan Syech Kumango yang bernama Zainudin Bin Machmud almarhum, dengan panggilan Udin Caya.

Selama belajar silat Kumango, banyak hal yg didapat Zamratul Fuadi. Baik secara filosofi dan tahapan latihan yang harus dilakukan dalam aliran silat Kumango.

Menurut Zamratul Fuadi, ada tujuh tahapan yang harus dipelajari untuk mencapai esensi silat Kumango sesungguhnya.

1. Mempelajari Langkah
Merupakan metode dasar yang harus dipelajari serta dipahami secara baik oleh siswa atau anak sasian.
Pada pelajaran ini anak sasian diajarkan bentuk dasar langkah. Dimana langkah ini dipergunakan saat memulai jurus-jurus silat.

Langkah terbagi dua:
     - Langkah Tuo.
Langkah Tuo, adalah langkah yang pertama kali diciptakan pada aliran silat ini. Memiliki prinsip maju, tegas, dan keras. Tidak memakai gerak menghindar atau gerak Gelek.

     - Langkah Ampek
Metode langkah yang telah memiliki gelek. Langkah ini diciptakan dalam bentuk yang lebih jelas, sehingga dapat diajarkan atau dipelajari oleh siapa saja.

2. Belajar Jurus Menangkis dan Menyerang

3. Mempelajari Galuik.
Pada tahapan ini, anak Sasian dituntut untuk mengembangkan kreatifitas dan insting dalam setiap gerak silat yang dipelajari.

Rajo indak baistina, pangulu indak batanyo. 
Kalau kita berpijak pada pepatah di atas, sang guru tidak akan memberitahu setiap serangan atau tangkisan. Akan tetapi anak sasian harus mengasah insting, kemampuan inprofisasi, dalam menghadapi setiap serangan lawan.

Kabek sabalik buhua sentak,
Anggang sapadi indak kanai
Kama kelok lilin, ka situ kelok loyang
(Mengunci tidak mati, memukul tidak sampai mengenai sasaran, setiap serangan tidak boleh disambut dengan melawan arah serangan. Akan tetapi mengikuti arah serangan yang datang, sehingga dapat melahirkan energi untuk melakukan serangan balik).
Pepatah ini dijadikan landasan dalam berlatih pada tahapan ini.

4. Belajar Bunga atau seni silat.
Pada bagian ini anak sasian belajar bunga atau seni dari silat ini. Tidak hanya seni jurus-jurus secara lahir, akan tetapi mempelajari yang tersirat pada setiap gerakan jurus-jurus. Ketika anak sasian menguasai tahapan ini dengan baik, jurus-jurus silat yang dipelajari akan menyatu dengan jiwa raga anak sasian. Dengan demikian keindahan jurus-jurus yang dimainkan oleh anak sasian akan terlihat dengan sempurna. Bunga atau seni yang dikuasai dengan baik juaga akan menjadi kekuatan yang luar biasa dalam diri anak sasian.

5. Sariat
Pada tahapan ini anak sasian, diuji kemampuannya menguasai tahapan satu dan tahapan dua.

6. Tarekat
Pada tahapan ini anak sasian, diuji kemampuannya dalam menguasai tahapan tiga dan tahapan empat secara lahir dan bathin.

7. Hakikat
Tahapan ini memberikan pemahaman lahir bathin kepada anak sasian. Ini merupakan tujuan dari belajar silat. Tidak bisa mempermainkan segala sesuatu yang ada pada ajaran silat Kumango. Dalam silat Kumango diajarkan bagaimana bertindak dengan cepat dan tepat. Baik mengunci maupun melumpuhkan. Tagak Jatuah, datang mati. Dalam silat Kumango, "Lahir mencari kawan, bathin mencari ridhonya Allah".

Banyak hal yang terkandung dalam ajaran-ajaran silat Kumango. Semua itu sarat dengan filisofi alam dan kepercayaan kepada Tuhan YME.

Bagi mereka yang telah menguasai, memahami dan mempraktekkan dalam kegidupan sehari-hari secara baik dan benar, silat Kumango akan hidup dalam diri tanpa diketahui siapa yang menggerakkannya..walahualam..
Begitu ungkap Zamratul Fuadi.

Penulis : Benny Krisnawardi











Tidak ada komentar:

Posting Komentar