Nungki Nur Cahyani S.Sn
Nungki Nur Cahyani S.Sn kelahiran
Purworejo,17 September, tengah bersiap mengikuti latihan persiapan tari Kolosal
pembukaan MTQ Nasional ke XXVI 2016, di Islamic Centre Kota Mataram Nusa Tenggara
Barat.
Nungki begitu panggilan akrabnya, sibuk membantu teman-teman penari perempuan lainnya memasangkan kain panjang dodot alit tradisi gaya Surakarta, yang akan dimunculkan pada bagian kedua tari kolosal yang bertajuk “Pluralisme dalam Ukhuwah Islamiah” (Hablumminallah Hablumminannas) koreografer Benny Krisnawardi, Sutradara Lalu Suryani Mulawarman.
Kehadiran Nungki pada karya ini sangat memberi
warna jawa yang kental dan dapat menggiring imaji kita pada persoalan thema
bagian kedua karya tentang sejarah Sunan Prapen cucu dari Sunan Giri
menyebarkan Agama Islam di wilayah Lombok Nusa Tenggara Barat.
Sebagai penari sekaligus penata gerak pada bagian kedua karya yang bernuansa jawa ini, Nungki dapat menghadirkan dua karakter lembut dan keras sebagai symbol perjalanan Sunan Prapen mengembangkan agama Islam "melalui pencarian kesejatian yang bertumpu pada kearifan yang agung dari setiap hela nafas rohani", begitu kalimat narasi dibacakan oleh Narator Agus Arsana, yang ditulis oleh budayawan senior asal Lombok Lalu Gde Pharma Negara.
Sebagai penari sekaligus penata gerak pada bagian kedua karya yang bernuansa jawa ini, Nungki dapat menghadirkan dua karakter lembut dan keras sebagai symbol perjalanan Sunan Prapen mengembangkan agama Islam "melalui pencarian kesejatian yang bertumpu pada kearifan yang agung dari setiap hela nafas rohani", begitu kalimat narasi dibacakan oleh Narator Agus Arsana, yang ditulis oleh budayawan senior asal Lombok Lalu Gde Pharma Negara.
Nungki menari sejak umur 4 tahun, memperdalam tari melalui pendidikan
formal di SMKI Surakarta kemudian pada STSI Surakarta (ISI). Pernah menempuh
studi pada Sekolah Pasca Sarjana UGM Jogjakarta jurusan Media and Cultural
Studies. Kini Nungki selain sebagai seorang penari dan koreografer
juga seorang guru Seni Budaya dan Grooming and Etiquette di SMK Dirgantara
Putra Bangsa Yogyakarta, telah memiliki seorang putri semata wayang Ken Safa
Aura Nie (12th) yang telah duduk di kls 1 SMPN 5 Purworejo Jawa Tengah.
Sebagai seorang
penari Nungki juga aktif terlibat pada karya pertunjukan Koreografer terkenal
Indonesia seperti Sardono W.Kusumo, Eko Supriyanto, Djarot B. Dharsono, Budhi
S. Buchil, Mugiono Kasid, Fajar Setriadi dll.
Karya tari
yang telah dihasilkan Nungki Nur Cahyani seperti :
-
" Ada " 1997 di Solo
-
" Pesan buat dan dari Mama " 1998 di Jakarta
-
" Dongeng Bocah yang Terlupa" 1999/2000 di
Solo dan Yogyakarta
-
" N "
1999 Worshop IDF di Solo
-
" Flower Shoes of Asia 1999 di Korea
-
" Mendut " 2011 Pentas keliling,Yogjakarta,
Surakarta, Malang dan Bandung
-
" Puisi Cinta Amba " 2011/2012 Yogyakarta,
Solo, dan Makasar.
-
" Gray " 2016 di Magelang, Solo, Yogyakarta
-
" Filosofi 40 " 2015 ditarikan duet bersama
putri semata wayang Ken Safa Aura Nie di Yogyakarta, Solo, Magelang, dan
Purworejo
-
"Topeng Ireng Wanodya Sanggit" 2015 di
Magelang, Surakarta, dan Yogyakarta
-
"Smarandana" di Surakarta.
Pengalaman lain Nungki juga tercatat sebagai anggota yang aktif di
Komunitas Lima Gunung sejak tahun 2013 sampai sekarang. Membentuk kelompok tari
Ni Dance tahun 2000, Sigrak Sengguh 2015 bersama beberapa teman alumni SMKI
Surakarta angkatan 1994, 1995, 1996, dan 1997. Sebagai aktris dalam pertunjukan
teater bersama kelompok teater Jejak ISI Surakarta, Teater Ruang, Teater T,
dalam film Diponegoro sebagai Raden Ayu Mangkorowati Sutradara Armantono Dekan
Institut Kesenian Jakarta. Video klip Musik "Hanya" penyanyi Guntur
T. Cunong sutradara Hari Sinthu.
Nungki...Ditunggu karya-karya selanjutnya..sukseeeee...
BalasHapusNungki...Ditunggu karya-karya selanjutnya..sukseeeee...
BalasHapus