Sabtu, 17 Maret 2018

ADE HERDAYANI, Penerima Anugrah Seniman/Budayawan Kreatif 2017.


ADE HERDAYANI,
Penerima Anugrah Seniman/Budayawan Kreatif 2017.

Ade Herdayani S.Pd. MM
Pada dasarnya, masyarakat Indonesia memiliki jiwa seni tinggi yang sudah merupakan karakter bangsa Indonesia. Begitulah kata seorang sastrawan yang juga peneliti kebudayaan, Mochtar Lubis. Indonesia memiliki beragam kesenian yang lahir dari karakter tersebut. Tangan-tangan dingin, keindahan estetika yang telah melekat dengan pembawaan, serta jiwa kebersamaan sebagai pondasi pergerakan, menjadikan bangsa ini menarik di mata dunia dalam bidang seni. Bibit-bibit seniman  pun terus lahir dan tumbuh di Negeri ini. Hingga Salah satunya lahir seorang seniman perempuan di tanah Jawa Barat, Ade Herdayani S.Pd. MM, seorang perempuan penerima Anugrah  “Seniman/Budayawan Kreatif 2017”, se Kabupaten Bogor. Sekaligus pimpinan Sanggar Tari Dewi Ratih, yang beralamat di Kampung Melati Rt 02/02 Desa Barengkok Kec. Leuwiliang Kab. Bogor.




                                                         Ade Herdayani S.Pd. MM             
Sanggar Dewi Ratih yang dipimpin Ade Herdayani, didirikan tahun 1980, oleh Ratu Neni Karnaeni, salah seorang seniman wanita asal Bogor, Jawa Barat, sekaligus ibunda dari Ade Herdayani. Pada awalnya sanggar ini beranggotakan guru-guru yang berdomisili di sekitar Kecamatan Leuwiliang, terfokus pada kegiatan karawitan dan rampak sekar. Hingga pada tahun 1997, oleh karena Ibunda Ratu Neni Karnaeni mengalami gangguan kesehatan, menyebabkan kegiatan sanggar menjadi vakum, dan berdampak beberapa tahun kegiatan sanggar mengalami kekosongan. Anggota yang tadinya banyak, semakin lama semakin hilang hingga tak tersisa satupun.
Barulah pada tahun 2011, Dewi Ratih mulai bangkit kembali. Dinakhodai oleh Ade Herdayani. Kegiatannyapun bertambah banyak. Meliputi seni tari, karawitan, musik kontemporer, dan Teater. Terhitung hingga tahun 2015, dibawah binaan DISBUDPAR (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata) Kabupaten Bogor, Sanggar Seni Dewi Ratih telah melahirkan garapan pertunjukan  tunggal. Diantaranya, Jaka ‘Tarub Nusantara’ dan ‘The Finding Wulan’, yang telah dipentaskan dibeberapa tempat di Bogor. Selain itu, Sanggar Seni Dewi Ratih juga telah memenangkan beberapa ajang kejuaraan. Baik tingkat kecamatan, kabupaten, maupun provinsi.


Kemudian pada Oktober tahun 2015, Sanggar Seni Dewi Ratih dipercaya oleh DISBUDPAR Kabupeten Bogor untuk mengikuti kegiatan Kemilau Nusantara, sebuah ajang festival budaya berskala Nasional mewakili Kabupaten Bogor.


                                                                 Ade Herdayani S.Pd. MM
Menurut Ade Herdayani, nama Dewi Ratih diambil dari nama seorang tokoh pewayangan. Dewi Ratih merupakan anak dari seorang raja yang diperistri oleh Kamadjaya. Memiliki paras cantik namun berjiwa keras dan pantang menyerah.
Kini karakter yang ada pada Dewi Ratih, seakan menjadi energi posistif, mendorong Ade Herdayani untuk selalu bergerak maju, berinovasi dalam setiap karya, serta sistim pembinaan sanggar yang ia pimpin. Situasi pasang surut yang terjadi, seakan tidak pernah menyurutkan semangatnya, membangun kegelisahan untuk selalu berkarya, dan melanjutkan darah seni yang telah diwarisi oleh ibunda tercintanya.
Setiap kerja kreatif, Ade Herdayani berpandangan,  bahwa seni adalah cermin peradaban masyarakat dalam kehidupan. Majunya suatu kehidupan masyarakat dapat dilihat dari apresiasi dan penghargaannya terhadap karya seni. Seiring perkembangan zaman dan pencerahan globalisasi, kesenian menunjukan bahwa seni lebih dari sekadar hasil cipta, karsa, dan rasa dalam bentuk karya. Seni juga telah mampu menjadi dunia tersendiri dengan segala keindahan dalam eksistensinya sebagai bagian dari budaya masyarakat. Seni dapat menampilkan kehidupan dan kehidupan itu sendiri sebagai suatu kenyataan sosial. Namun, terkadang seni terlupakan keberadaannya. Hal ini yang menjadikan seni kurang berkembang, lantas membuat seni dianggap sesuatu yang biasa. Begitu pun dengan apresiasi dan nilai-nilai yang terkandung dalam karya seni tinggi.
Dengan dasar pemikiran tersebut, Ade Herdayani berusaha selalu menghidupkan kembali panggung-panggung kesenian, berupaya untuk melawan arus zaman, arus modernisasi, dengan cara mempertahankan akar budaya dan tradisi yang menjadi kekayaan dan kebanggaan bangsa. Ade Herdayani juga melakukan upaya memberikan pengalaman menonton pertunjukan seni, kepada masyarakat dengan bekal pengalaman seni pertunjukan serta tekad dan sumber daya manusia yang telah ia bina selama ini.  Sehingga mampu menstimulus penonton, untuk juga dapat menciptakan karya pertunjukan seni yang berkwalitas di masa yang akan datang.

Penulis : Benny Krisnawardi




Tidak ada komentar:

Posting Komentar