Sabtu, 03 Juni 2017


FESTIVAL TARI DAN BAJU KURUANG KREASI MINANGKABAU 2017

Barisan urang Minang di Rantau yang tergabung dalam kelompok "Rantau Bumi", pada tanggal 15/4, menggelar festival baju Kuruang dan Tari kreasi Minangkabau bekerja sama dengan Anjungan Sumatera Barat Taman Mini Indonesia Indah.


Merujuk kepada tema festival "Manjapuik Nan Tatingga", kelompok Rantau Bumi berharap, festival ini bisa membuka wacana baru bagi seniman-seniman muda Minangkabau yang selama ini bergerak di dunia tari dan fashion. Di samping itu, merupakan sebuah upaya pelestarian seni budaya Minangkabau khususnya tari dan fashion yang mulai terasa kalah saing oleh daerah-daerah lain, begitu ungkap salah seorang penggagas festival ini, Joe Mirshal Caniago.

Selain dari itu, menurut ketua pelaksana Malfilindo Koti yang akrab dipanggil "ayah eeng", yang merupakan salah seorang seniman tari asal Minangkabau dan telah memiliki begitu banyak pengalaman di bidang tari, mengatakan, kegiatan forum festival seperti ini harus tetap diadakan secara berkesinambungan, agar masyarakat luas terutama generasi muda yang memiliki darah keturunanan Minangkabau, dapat mengenal dan menikmati budaya nenek moyang mereka secara baik. Dengan demikian tumbuh kecintaan mereka akan seni budaya sendiri ketimbang budaya bangsa lain.

Kegiatan festival ini diselenggarakan di panggung utama anjungan Sumatera Barat TMII. Untuk itu lebih kurang pukul 11.00 wib siang hari itu, festival secara resmi dibuka oleh ..... selaku kepala anjungan.

Pemenang Tari Minang Kreasi,
Juara I    :
Juara II   :
Juara III :

Pemenang Baju Kuruang Kreasi :
Juara I   :
Juara II  :
Juara

Begitu banyak harapan yang dititpkan pada festival semacam ini. Hal itu tentu tidak terlepas dari perhatian berbagai pihak agar festival dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Kekurangan sana-sini tentu menjadi catatan penting panitia, seperti bidang publikasi, tataan panggung, serta kriteria lomba dll. Semua itu tentu jadi pelajaran berharga, agar saat festival serupa diadakan kembali di masa yang akan datang, dapat lebih baik.

Semangat anak muda Minangkabau yang tergabung dalam kelompok "Rantau Bumi", layak mendapat apresiasi. Tanpa lelah mereka mencurahkan segala daya upaya, baik tenaga dan fikiran. Semua itu tentu dengan menggenggam harapan kita semua, agar Budaya Minangkabau     "indak lapuak dek hujan, "indak lakang dek paneh".

Salam,
Benny Krisnawardi




Tidak ada komentar:

Posting Komentar