Minggu, 22 Februari 2015

Manari Art Centre - Proses karya tari In Between



IN BETWEEN
Karya Tari kolaborasi Katia Engel (Germany) dan Benny Krisnawardi(Indonesia)

Gagasan Karya :
Beberapa tahun yang lalu setelah kami menyelesaikan karya kolaborasi pertama, kami berniat untuk melanjutkan kerja  kolaborasi  pada karya berikutnya.
Keinginan untuk melanjutkan kerja kolaborasi ini didorong oleh   kecocokan kerja, baik secara visi dan misi  dalam memandang tradisi Indonesia dalam hal ini tradisi Minangkabau yang telah kami wujudkan pada karya kolaborasi kami sebelumnya.
Proses kerja kolaborasi tari “In Between”  merupakan kerja kolaborasi kami yang kedua,tidak terlalu berbeda dengan sistim kerja pada karya kami yang pertama. Proses karya kami lakukan secara alami, layaknya berproses  menyiapkan karya tari pada umumnya.

Tahap Satu
Tahap satu  kami mulai mencari apa yang kami inginkan dalam karya   ini. Kami melakukan diskusi secara intens, tentang apa saja yang kami ketahui dan rasakan tentang budaya  masing-masing yang akhirnya dapat  membuka fikiran dan energy kami untuk lebih focus,  mengerucut kepada beberapa pola atau ajaran yang ada pada pencak silat di Minangkabau.
Setelah kami menemukan ide mengenai  pola teknik yang ada pada pencak silat Minangkabau khususnya aliran silat Harimau, kami mulai membicarakan siapa dan apa kriteria penari yang cocok untuk ide karya yang akan kami ciptakan.   Ide dasar dari karya ini berkaitan erat dengan Pencak silat Minangkabau, maka kami mulai berfikir mencari penari yang bisa atau memahami pencak silat Minangkabau.  Awalnya kami  mencari informasi mengenai penari-penari khususnya penari yang ada di Jakarta. Kami menemukan beberapa nama penari, akan tetapi terkendala dengan jadual mereka yang   sibuk, serta  karakter yang belum cocok dengan yang kami inginkan. Maka kami sepakat untuk  membatalkan rencana kami untuk memakai penari dari Jakarta. 
Kami mulai berfikir untuk merekrut dua pesilat langsung dari Ranah Minang.  Rencana tersebut kami diskusikan sama beberapa kawan yang ada di Jakarta maupun Batusangkar. Dengan informasi  serta saran dari beberapa orang kawan-kawan, akhirnya Pada tanggal 7/6/2014 kami berangkat ke Batusangkar Sumatera Barat selama satu minggu untuk mengadakan audisi dengan beberapa orang pesilat di sana.  
  
Alhamdulillah dalam tempo dua hari di Batusangakr Sumatera Barat kami telah menemukan pesilat yang kami inginkan.  Kemudian Sisa beberapa hari berikutnya kami pergunakan untuk berlatih   dalam studio maupun di alam terbuka seperti perbukitan di daerah Bukit Gombak Batusangkar.  Selain berlatih di alam perbukitan, di lereng Gunung Bungsu kota batusangkar ini, kami pergunakan juga untuk merekam bunyi-bunyi yang ada di wilyah alam pergunungan tersebut.
Setelah seminggu  di Kota Batusangkar Sumatera Barat, kami kembali ke Jakarta. Sementara dua pesilat yang telah kami pilih belum ikut bersama kami saat itu, mereka baru datang ke Jakarta pada pertengahan bulan September 2014.

Tahap kedua
Pada tanggal 15 september 2014, dua pesilat dari Batusangkar datang ke Jakarta. Sehari setelah kedatangan mereka  proses latihan studio  mulai  dilakukan di Sanggar Tari Sigma Dance Indonesia Pondok Gede Bekasi.
Latihan tahap dua ini lebih focus kepada   pemahaman bentuk-bentuk dasar dari teknik  Pencak Silat Harimau aliran Lintau Batusangkar Sumatera Barat.
Proses  mempelajari beberapa bentuk–bentuk dasar teknik silat harimau aliran lintau ini kami lakukan selama lebih kurang satu minggu,kemudian untuk pematangan bentuk-bentuk  dasar tersebut kami lakukan hari-hari berikutnya selama proses karya ini berlangsung.
Tanggal 22 september 2014 tempat   latihan  kami berpindah   ke Goethe Intitut Jakarta.
Selama berlatih di Goethe Institut kami mulai melakukan eksplorasi pada kemungkinan-kemungkinan gerak pencak silat harimau yang akan dipakai pada karya nantinya.  Proses eksplorasi kami lakukan lebih kurang sepuluh kali pertemuan dengan durasi sekali pertemuan lebih kurang enam jam. Selama proses sepuluh kali pertemuan tersebut, kami pergunakan  juga untuk menjajaki konsep “galuik” yang ada pada pencak silat Harimau. “Galuik” merupakan  metode yang ada pada silat Harimau aliran lintau dalam memainkan bentuk-bentuk gerak pencaknya.

Tahap ketiga
Semua pendukung karya  diharapkan untuk  berkonsentrasi dan  menyiapkan waktu lebih banyak lagi ,  mengingat jadual pertunjukan tersisa kurang dari satu bulan . Agar proses latihan pada tahap ini bisa berjalan dengan baik, maka kami membuat program treaning centre selama lima belas hari  di daerah Bantul Bangun Jiwo Yogyakarta.
Program treaning centre ini sangat membantu.  Suasana alam persawahan yang jauh dari rumah-rumah penduduk,membuat kami bisa lebih tenang untuk menyusun materi yang akan dipakai pada karya.  
Di Yogyakarta semua pendudukung bertempat tinggal pada satu lokasi, hal tersebut sangat memberi atmosfir yang baik buat kami kalau kita bandingkan dengan proses kita sebelumnya di Jakarta. Dengan keberadaan kami pada satu tempat, membuat kami memiliki waktu  lebih banyak untuk bisa menyiapkan karya ini.  Disela-sela waktu latihan,kamipun bisa berdiskusi kapan saja,baik di tempat latihan,di meja makan,di kamar tidur ataupun di halaman rumah saat kami bersantai sambil menikmati pemandangan alam terbuka  Bangun Jiwo Yogyakarta.  Suasana alam yang sejuk penuh ketenangan sangat memberi kenyamanan serta dorongan pada kami  untuk menyelesaikan karya ini tepat pada waktu yang sudah kami rencanakan.

Tahap ke empat
Proses akhir dari karya  adalah upaya  penguasaan bentuk secara keseluruhan baik gerak, musik, dan media pendukung lainnya. Semua pendukung diharapkan dapat melakukan tugas masing-masing dengan menguasai teknik,rasa dan hal-hal yang berhubungan dengan karya atau kontak rasa antar sesama pendukung.
Pada bagian ini disiplin, pengalaman serta kemampuan teknik individu dari semua pendukung sangat diharapkan, agar dapat memainkan peran masing-masing dengan baik.
Sementara  saya dan Katia lebih berkonsentrasi memperhatikan  detail serta kesinambungan rasa dari keseluruhan karya, sambil selalu memperhatikan unsur yang tepat pada wahana intrinsik dan ekstrinsik.
 Tgl 26 oktober 2014 jadual traning centre di daerah Bantul Bangun Jiwo Yogyakarta selesai kami lakukan.  Tanggal 27/11/2014 kami kembali ke Jakarta untuk mempersiapkan diri tampil di Indonesia Dance Festival pada tanggal 5/11/2014 di Gedung Kesenian Jakarta.
Terima Kasih
Benny Krisnawardi
2140751011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar